Friday, September 4, 2009

Malam terakhir

Malam itu aku mengetuk pintu rumahmu setelah menerima telpon darimu. kuketuk pintu rumahmu dan kulihat kau bukakan pintu dengan wajah memerah melihat diriku. Berat hati ini untuk mengatakan kepadamu apa yang kurasakan saat ini dihatiku tentang dirimu, tentang kita berdua.

Maaf jika selama ini aku telah membuat hatimu berbunga bunga , membuat kau adalah wanita yang kucintai dan membuat kau merasa menjadi wanita yang telah menememukan cinta sejati. kau duduk terdiam tanpa kata , sesekali aku memandang wajahmu yang kian memerah dengan duduk agak berjauhan.

hati ini pun bergejolak , kepalaku pening… aku tak menyangka bisa terjebak dalam situasi ini… aku harus kokoh diantara derasnya perasaan cintamu, beratnya hatimu dan takutnya akan bayangan kesedihanmu.

maafkan aku yang telah membuatmu jatuh hati, tapi inilah apa yang kurasakan dan aku berusaha untuk jujur kalau aku tak bisa mencintaimu, sudah kucoba dan terus kucoba tapi tetap saja aku tak bisa… semakin kucoba melupakannya semakin itu pula aku mengaguminya..

mungkin ribuan maaf saja tidak cukup kukatakan padamu… tapi inilah kejujuran hatiku yang kau pinta .. memang pahit tapi baik untukmu.. selamat tinggal , jangan pernah kau tangisi ku lagi. ku yakin kau kan temukan cinta yang bisa mengerti dirimu, menyayangimu sepenuh hati tidak seperti diriku yang terperangkap dalam perasaan hati.

No comments:

Post a Comment